Bagi temen-temen yang ngefans sama abang Iwan Fals, berikut ane ambil kalimat paling berharga dari petikan isi lagu Iwan Fals, semoga bermanfaat dan siapa tau jadi inspirasi. Oke,..check this out :
Spoilerfor photo IWAN FALS:
Spoilerfor petikan kalimat berharga dalam Lagu Iwan Fals no.1-50:
1. âBerhentilah jangan salah gunakan, kehebatan ilmu pengetahuan untuk menghancurkanâ.
(Puing â album Sarjana Muda 1981)
2. âHei jangan ragu dan jangan malu, tunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya kita mampuâ.
(Bangunlah Putra-Putri Pertiwi â album Sarjana Muda 1981)
3. âCepatlah besar matahariku, menangis yang keras janganlah ragu, hantamlah sombongnya dunia buah hatiku, doa kami dinadimuâ.
(Galang Rambu Anarki â album Opini 1982)
4. âJalan masih teramat jauh, mustahil berlabuh bila dayung tak terkayuhâ.
(Maaf Cintaku - album Sugali 1984)
5. âJangan kau paksakan untuk tetap terus berlari, bila luka di kaki belum terobatiâ.
(Berkacalah Jakarta - album Sugali 1984)
6. âRiak gelombang suatu rintangan, ingat itu pasti kan datang, karang tajam sepintas seram, usah gentar bersatu terjangâ.
(Cik - album Sore Tugu Pancoran 1985)
7. âAku tak sanggup berjanji, hanya mampu katakan aku cinta kau saat ini, entah esok hari, entah lusa nanti, entahâ.
(Entah - album Ethiopia 1986)
8. âMengapa bunga harus layu?, setelah kumbang dapatkan madu, mengapa kumbang harus ingkar?, setelah bunga tak lagi mekarâ.
(Bunga-Bunga Kumbang-Kumbang - album Ethiopia 1986)
9. âTernyata banyak hal yang tak selesai hanya dengan amarahâ.
(Ya Ya Ya Oh Ya - album Aku Sayang Kamu 1986)
10. âDalam hari selalu ada kemungkinan, dalam hari pasti ada kesempatanâ.
(Selamat Tinggal Malam - album Aku Sayang Kamu 1986)
11. âKota adalah hutan belantara akal kuat dan berakar, menjurai didepan mata siap menjerat leher kitaâ.
(Kota - album Aku Sayang Kamu 1986)
12. âJangan kita berpangku tangan, teruskan hasil perjuangan dengan jalan apa saja yang pasti kita temukanâ.
(Lancar - album Lancar 1987)
13. âJangan ragu jangan takut karang menghadang, bicaralah yang lantang jangan hanya diamâ.
(Surat Buat Wakil Rakyat - album Wakil Rakyat 1987)
14. âKau anak harapanku yang lahir di zaman gersang, segala sesuatu ada harga karena uangâ.
(Nak - album 1910 1988)
15. âSampai kapan mimpi mimpi itu kita beli?, sampai nanti sampai habis terjual harga diriâ.
(Mimpi Yang Terbeli - album 1910 1988)
16. âSeperti udara kasih yang engkau berikan, tak mampu ku membalas, Ibuâ.
(Ibu - album 1910 1988)
17. âMemang usia kita muda namun cinta soal hati, biar mereka bicara telinga kita terkunciâ.
(Buku Ini Aku Pinjam - album 1910 1988)
18. âDendam ada dimana mana di jantungku, di jantungmu, di jantung hari-hariâ.
(Ada Lagi Yang Mati - album 1910 1988)
19. âHangatkan tubuh di cerah pagi pada matahari, keringkan hati yang penuh tangis walau hanya sesaatâ.
(Perempuan Malam - album Mata Dewa 1989)
20. âKucoba berkaca pada jejak yang ada, ternyata aku sudah tertinggal, bahkan jauh tertinggalâ.
(Nona - album Mata Dewa 1989)
--------------------------------------------------------
21. âOh ya! ya nasib, nasibmu jelas bukan nasibku, oh ya! ya takdir, takdirmu jelas bukan takdirkuâ.
(Oh Ya! - album Swami 1989)
22. âWahai kawan hei kawan, bangunlah dari tidurmu, masih ada waktu untuk kita berbuat, luka di bumi ini milik bersama, buanglah mimpi-mimpiâ.
(Eseks eseks udug udug (Nyanyian Ujung Gang) - album Swami 1989)
23. âApi revolusi, haruskah padam digantikan figur yang tak pasti?â.
(Condet - album Swami 1989)
24. âKalau cinta sudah di buang, jangan harap keadilan akan datangâ.
(Bongkar - album Swami 1989)
25. âKesedihan hanya tontonan, bagi mereka yang diperkuda jabatanâ.
(Bongkar - album Swami 1989)
26. âOrang tua pandanglah kami sebagai manusia, kami bertanya tolong kau jawab dengan cintaâ.
(Bongkar - album Swami 1989)
27. âSatu luka perasaan, maki puji dan hinaan, tidak merubah sang jagoan menjadi makhluk picisanâ.
(Rajawali - album Kantata Takwa 1990)
28. âKesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata kataâ.
(Paman Doblang - album Kantata Takwa 1990)
29. âMereka yang pernah kalah, belum tentu menyerahâ.
(Orang-Orang Kalah - album Kantata Takwa 1990)
30. âAku rasa hidup tanpa jiwa, orang yang miskin ataupun kaya sama ganasnya terhadap hartaâ.
(Nocturno - album Kantata Takwa 1990)
--------------------------------------------------------
31. âOrang orang harus dibangunkan, kenyataan harus dikabarkan, aku bernyanyi menjadi saksiâ.
(Kesaksian - album Kantata Takwa 1990)
32. âIngatlah Allah yang menciptakan, Allah tempatku berpegang dan bertawakal, Allah maha tinggi dan maha esa, Allah maha lembutâ.
(Kantata Takwa - album Kantata Takwa 1990)
33. âKebimbangan lahirkan gelisah, jiwa gelisah bagai halilintarâ.
(Gelisah - album Kantata Takwa 1990)
34. âBagaimanapun aku harus kembali, walau berat aku rasa kau mengertiâ.
(Air Mata - album Kantata Takwa 1990)
35. âAlam semesta menerima perlakuan sia sia, diracun jalan napasnya diperkosa kesuburannyaâ.
(Untuk Bram - album Cikal 1991)
36. âDuhai langit, duhai bumi, duhai alam raya, kuserahkan ragaku padamu, duhai ada, duhai tiada, duhai cinta, ku percayaâ.
(Pulang Kerja - album Cikal 1991)
37. âDimana kehidupan disitulah jawabanâ.
(Alam Malam - album Cikal 1991)
38. âAda dan tak ada nyatanya adaâ.
(Ada - album Cikal 1991)
39. âAku sering ditikam cinta, pernah dilemparkan badai, tapi aku tetap berdiriâ.
(Nyanyian Jiwa - album Swami Il 1991)
40. âAku mau jujur jujur saja, bicara apa adanya, aku tak mau mengingkari hati nuraniâ.
(Hio - album Swami Il 1991)
--------------------------------------------------------
41. âBibirku bergerak tetap nyanyikan cinta walau aku tahu tak terdengar, jariku menari tetap tak akan berhenti sampai wajah tak murung lagiâ.
(Di Mata Air Tidak Ada Air Mata - album Belum Ada Judul 1992)
42. âMengapa besar selalu menang?, bebas berbuat sewenang wenang, mengapa kecil selalu tersingkir?, harus mengalah dan menyingkirâ.
(Besar Dan Kecil - album Belum Ada Judul 1992)
43. âAngin pagi dan nyanyian sekelompok anak muda mengusik ingatanku, aku ingat mimpiku, aku ingat harapan yang semakin hari semakin panjang tak berujungâ.
(Aku Disini - album Belum Ada Judul 1992)
44. âJalani hidup, tenang tenang tenanglah seperti karangâ.
(Lagu Satu - album Hijau 1992)
45. âSebentar lagi kita akan menjual air mata kita sendiri, karena air mata kita adalah air kehidupanâ.
(Lagu Dua - album Hijau 1992)
46. âKita harus mulai bekerja, persoalan begitu menantang, satu niat satulah darah kita, kamu adalah kamu aku adalah akuâ.
(Lagu Tiga - album Hijau 1992)
47. âKenapa kebenaran tak lagi dicari?, sudah tak pentingkah bagi manusia?â
(Lagu Empat- album Hijau 1992)
48. âKenapa banyak orang ingin menang?, apakah itu hasil akhir kehidupan?â.
(Lagu Empat- album Hijau 1992)
49. âAnjingku menggonggong protes pada situasi, hatiku melolong protes pada kamuâ.
(Lagu Lima - album Hijau 1992)
50. âBiar keadilan sulit terpenuhi, biar kedamaian sulit terpenuhi, kami berdiri menjaga dirimuâ.
(Karena Kau Bunda Kami - album Dalbo 1993)
bersambung ke bawah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar