Kamis, 27 Desember 2012

Menteri Agama : Muslim Boleh Ucapkan Natal


Menteri Agama : Muslim Boleh Ucapkan Natal
Penulis : Ilham Khoiri | Senin, 24 Desember 2012 | 20:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kaum Muslim di Indonesia boleh mengucapkan "Selamat Natal" kepada kaum Kristiani yang sedang merayakan Natal. Ini bukan untuk ikut ritual agama Kristen atau Katholik, melainkan wujud toleransi kepada umat beragama yang berbeda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Ini (ucapan selamat Natal) boleh, ini bukan ritual. Ini penghargaan atas sesama kaum beragama dan sesama masyarakat Indonesia," kata Menteri Agama, Suryadharma Ali, di Jakarta, Senin (24/12/2012).

Beberapa waktu belakangan ini, mencuat kontoversi seputar wacana ucapan "Selamat Natal" oleh umat Islam kepada umat Kristiani (Protestan atau Katholik). Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amien, misalnya, pernah menyatakan, bahkan ucapan itu dianggap haram. Pendapat ini tidak disetujui sebagian ulama lain karena ucapan itu dinilai sebagai ekspresi toleransi dan tidak akan menganggu keimanan seorang Muslim.

Suryadharma Ali mengungkapkan, pendapat bahwa ucapan "Selamat Natal" adalah haram itu perlu dilihat, apakah pernyataan tersebut sebagai fatwa atas nama lembaga atau pendapat pribadi. Meski ada pendapat semacam itu, sebenarnya arus utama masyarakat Muslim di Indonesia tetap merujuk kepada sikap pemerintah.

"Selama ini pemerintah tidak mempersoalkan ucapan 'Selamat Natal' atau hari raya agama lain. Presiden, wakil presiden, dan menteri agama selalu menghargai perayaan Natal bersama," katanya.

Menurut Suryadharma, ucapan selamat Natal merupakan wujud toleransi yang selama ini kita bangun di Indonesia. "Jadi, ucapan Natal itu boleh. Itu penghargaan atas sesama umat beragama di Indonesia," katanya.

Meski demikian, Menteri Agama juga menghargai atas adanya pendapat yang berbeda. " Kalau ada yang tak setuju (dengan sikap pemerintah), kita hormati juga," katanya.

Dia menjelaskan, dalam hukum Islam, ulama selalu merujuk pada sumber-sumber hukum, yaitu Al Quran, Sunnah, ijma, dan qiyas. Meski rujukan sama, ulama yang memiliki kedalaman ilmu dapat mengkaji masalah dengan pendekatan yang berbeda-beda. Hasilnya juga bisa berbeda.
--------------------

sesama umat beragama indonesia gan, hidup rukunI Love Indonesia (S)

Niceeeeeee i love Indonesiaaaaaaaa

Mun rek ngasih mah ngasih weh.
Asal jangan ngobrak-ngabrik yg lagi gereja...

Selamat natal but yg merayakan ya.Smilie

lebih tepatnya gak dilarang.thumbsup


sama aja yak?Hammer

Dari beberapa sumber yang ane pernah baca di blog-blog hukumnya haram,bagaimana ini kok saling bertentanganCape d...

mui memang suka bikin fatwa lebay, pasti tahun depan muncul berita tentang fatwa mui lagi, bubarkan mui!

bagi gw tetep haram. itu sudah

ga penting ngucapin. yg penting kalo ada yg beda agama lagi masalah spontan ya dibantu, basa basi itu udah kuno



Toleransi gak mesti harus ngucapin selamat kan...



Yah syukur sih kalo ada yg masih bisa berpikir logisthumbsup

rame amat trit kaya ginian...!!!
terkesan ada yg memelas dab berharap ingin diucapin selamatBig Grin

kali ini angkat jempol buat pak menteri agama

Yang ngomong haram halal dah pernah ngobrol langsung ma Allah?




Embarrassment

terserah orang nya lah mw ucapin ato ngk

ente ucapin bagus ente ngk ucapin EGP deh

yg pnting rukun aj

MUI akan diharamkan

silahkan pada mo bilang boleh.. yg jelas ane tetep pada prinsip.. haram.. dan juga tetap menghargai kebebasan menjalankan beribadah..


Quote:Original Posted By FullKuncen â–º
bagi gw tetep haram. itu sudah


babi itu haram itu jelas
kalo ngucapin aja haram
berarti ada yang salah dengan otak lu
maklum sih gua...


ini masalah kluar terus deh tiap tahun
pas mau natal


I Love Indonesia (S)I Love Indonesia (S)

mentri goblokCape deeehh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar