Kamis, 27 Desember 2012

[PENDIDIKAN] Kurikulum 2013 Masih Pro-Kontra


Jumat, 21 Desember 2012 | 09:31 WIB
[PENDIDIKAN] Kurikulum 2013 Masih Pro-Kontra 1
Ilustrasi


Quote:JAKARTA, KOMPAS.com - Kurikulum 2013, yang rencananya diterapkan mulai tahun ajaran 2013/2014, masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan praktisi pendidikan. Pihak yang mendukung kurikulum baru menyatakan, Kurikulum 2013 memadatkan pelajaran sehingga tidak membebani siswa, lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan tidak memberatkan guru dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Pihak yang kontra menyatakan, Kurikulum 2013 justru kurang fokus karena menggabungkan mata pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Ini terlalu ideal karena tidak mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba dulu di sejumlah sekolah sebelum diterapkan.

”Masa sosialisasinya juga terlalu pendek,” kata David Bambang, guru SD Negeri 03 Santas, Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Kamis (20/12).

Menurut David, bagi sekolah di perkotaan, perubahan kurikulum kemungkinan tidak menjadi masalah. ”Namun, bagi kami, guru yang bertugas di perbatasan, perubahan kurikulum membutuhkan waktu adaptasi yang cukup lama,” katanya.

Di Kendari, Sulawesi Tenggara, Umar (40), guru SMP 1 Kendari, dan Wartini, guru SMKN 3 Kendari, meminta agar rancangan Kurikulum 2013 segera disosialisasikan kepada para guru. ”Supaya persiapan kami menjadi lebih matang. Sebab, sampai saat ini kami belum tahu sama sekali soal arah Kurikulum 2013,” kata Wartini.

Di Makassar, Kepala SD Islam Terpadu Rama, Hasnah Makkasau, dan guru SD Frater Makassar, Agustina Indrawati, juga meminta agar Kurikulum 2013 segera disosialisasikan saat uji publik sekarang ini.

”Guru-guru baru saja mempersiapkan kurikulum lama yang harus diperkaya dengan pendidikan karakter. Tiba-tiba kurikulumnya berubah. Kami belum tahu, kurikulum baru seperti apa? Padahal, tahun ajaran baru sudah di depan mata,” kata Hasnah.

Di Jember, Jawa Timur, Ketua Forum Komunikasi Guru Gunadi E Utomo juga meminta agar sosialisasi segera dilakukan. ”Terutama soal penggabungan IPA ke dalam Bahasa Indonesia. Penggabungan ini masih sulit dimengerti guru,” kata Gunadi.

Di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, meski sosialisasi belum dilakukan, sekolah mulai bersiap mengantisipasi Kurikulum 2013. ”Kami akan menerapkan pola pengajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran,” kata Kepala SMP Muhammadiyah Gresik Kota Baru Ichwan Arif.

Di Denpasar, Bali, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali AA Ngurah Gde Sujaya mempertanyakan anggaran untuk sosialisasi Kurikulum 2013.

”Jika daerah yang harus menanggung biaya sosialisasi dan pelatihan guru, kami belum memasukkannya ke dalam APBD 2013,” ujarnya.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia Provinsi Bali Gede Wenten Aryasuda mengusulkan agar bahasa daerah dipertahankan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, bukan sekadar muatan lokal.

”Bahasa daerah merupakan benteng keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia,” ujarnya.

Di Bali, bahasa daerah selama ini menjadi muatan lokal di SD, SMP, dan SMA berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 1992 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.

Di Kabupaten Purbalingga dan Kebumen, Jawa Tengah, kehadiran kurikulum baru justru meresahkan guru pengajar bahasa daerah. Mereka khawatir penghapusan atau pengurangan bahasa daerah akan menyebabkan mereka tak bisa memenuhi kewajiban 28 jam mengajar per minggu sehingga tunjangan sertifikasi yang mereka terima akan dihapuskan.

”Padahal, dari 90 guru bahasa daerah di Purbalingga, sekitar 50 persen sudah lolos sertifikasi,” kata Prasetyo (42), guru Bahasa Jawa SMP Negeri 1 Bukateja, Kabupaten Purbalingga.

Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa SMP Se-Kabupaten Kebumen Eko Wahyudi mengatakan, penghapusan pelajaran Bahasa Jawa bisa menyebabkan siswa merasa asing dengan kultur dan karakter masyarakatnya. (AHA/EKI/WIE/DMU/ACI/KOR/ SIR/IRE/ENG/COK/RIZ/ CHE/ADH/GRE)


Quote:Sosialisasi Kurikulum 2013 Mepet

[PENDIDIKAN] Kurikulum 2013 Masih Pro-Kontra 2


DENPASAR, KOMPAS.com - Sosialisasi dan uji publik Kurikulum 2013 dinilai para guru di sejumlah daerah terlalu mepet. Mereka pun belum pernah diundang untuk mendapat penjelasan soal Kurikulum 2013 sehingga tidak tahu isinya.

Sejumlah guru hanya mengetahui rencana perubahan kurikulum tersebut dari media. Namun, materi perubahan dan hal-hal lain yang terkait dengan Kurikulum 2013 banyak yang belum mengetahuinya, termasuk soal pelajaran Bahasa Daerah.

”Bahasa Daerah sebaiknya tetap dipertahankan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri,” kata Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bali Gede Wenten Aryasuda di Denpasar, Bali, Rabu (19/12).

Berdasar rencana Kurikulum 2013, Bahasa Daerah digabungkan dalam paket Seni dan Budaya. Pelajaran Seni dan Budaya adalah mata pelajaran di luar mata pelajaran pokok di tingkat sekolah menengah pertama.

Wenten menekankan, para guru harus dipersiapkan dengan baik sehingga mereka dapat mengajar siswa sesuai Kurikulum 2013.

”Penggabungan pelajaran memang tidak akan membebani siswa. Namun, bagi guru, penggabungan beberapa pelajaran menjadi satu paket pelajaran memerlukan persiapan yang matang,” tutur Wenten.

Lakukan pelatihan

Welly Manurung (30), guru di SDN 173238 Pangaloan, Kecamatan Pahae Jae, Tapanuli Utara, mengatakan, banyak guru, termasuk dia, yang belum memahami secara detail perubahan dalam Kurikulum 2013, apalagi terjadi penghapusan dan penggabungan mata pelajaran tertentu. Karena itu, dia meminta pemerintah menggelar pelatihan bagi guru sebelum kurikulum tersebut diterapkan.

Hal senada dikatakan Kepala SD Swasta Bina Taruna 3 Medan Samsuddin Tanjung. ”Pelatihan guru diperlukan untuk meningkatkan kompetensi mereka,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara Syaiful Syafri menjelaskan, awal 2013 pihaknya akan menggelar pelatihan kepada para guru menyongsong aplikasi Kurikulum 2013. Perwakilan guru dari semua daerah di Sumut diundang pelatihan oleh Dinas Pendidikan Sumut. Selanjutnya, mereka akan menularkan ilmu kepada rekan sesama guru di daerah masing-masing.

Diuji coba

Di Yogyakarta, Dewan Pendidikan Yogyakarta meminta agar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dievaluasi dulu kelemahan dan keunggulannya sebelum Kurikulum 2013 diterapkan. Kurikulum 2013 pun disarankan dilakukan uji coba di beberapa sekolah sebelum diterapkan secara serempak di semua sekolah.

”Uji coba di sejumlah sekolah perlu dilakukan agar kelemahan-kelemahan Kurikulum 2013 bisa diketahui dan segera dilakukan perbaikan,” kata Wakil Ketua Dewan Pendidikan DI Yogyakarta Hari Dendi.

Menyangkut diwajibkannya Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler, Dendi minta agar dipersiapkan serius. Sebab tidak semua sekolah memiliki pembina Pramuka yang kompeten dan profesional.

Di Surabaya, Jawa Timur, sejumlah guru mempertanyakan rencana penggabungan mata pelajaran. ”Sosialisasi dan pelatihan kepada guru jangan terlalu mendadak saat mendekati tahun ajaran baru. Bagaimanapun kami harus mempersiapkan diri,” kata Tarso, guru SD Negeri Ketabang I Surabaya. Hal senada juga disampaikan Kepala SD Negeri Kaliasin III Surabaya Umintrah. ”Semata-mata agar hasil Kurikulum 2013 bisa sesuai harapan,” kata Umintrah. (COK/MHF/ABK/DEN)


Perubahan kurikulum baru 2013 yg sangat banyak, berbeda dg perubahan kurikulum dr Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dg Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yg bs dilaksanakan tanpa kesulitan berarti; sementara penerapannya sdh di depan mata. Para pengajar pun panik, sebagian blm memperoleh sosialisasi. Sementara perubahan yg drencanakan cukup banyak. Ada baiknya Kemendiknas, khususnya Pak M. Nuh tahu keluhan para pengajar baik di pusat, daerah, terlebih lagi daerah pinggiran. Lakukan sosialisasi terlebih dahulu, agar semua siap dan tak berkesan dipaksakan. Saran ane, ditunda dulu lah barang satu tahun utk memastikan semua siap menghadapi perubahan kurikulum baik dalam hal SDM, sarana maupun pra sarananya CMIIW
Meski harapan ane sbg pengajar kecil (pengajar bimbel) tak perlu ada perubahan kurikulum Smilie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar