Kamis, 27 Desember 2012

Pendidikan Tinggi belum tentu dapat kerja ...

Makasih ya atas Appresiasinya .....Malu (S)
Pendidikan Tinggi belum tentu dapat kerja ... 2

Dengan kondisi ekonomi indonesia yang belum dibilang maju 100%, masih goyang - goyang, banyak dari kita melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, S2 dan S3 dengan berbagai motif dan tujuan, ada yang mendapat beasiswa, ada juga yang menggunakan biaya sendiri yang tidak sedikit. Untuk yang terakhir motifnya macam2, salah satunya berharap mendapatkan pekerjaan yang bagus untuk menjamin masa depan, atau juga anda calon pengusaha dengan gelar Master of Business Administration a.k.a MBA lulusan harvard yang kekurangan modal untuk usaha dan agak malu untuk minjam akhirnya bergabung dengan golongan pencari kerja berpendidikan sangat tinggi / white collar jobless.Big Grin

Tapi kenyataan tidak seindah harapan, ternyata banyak juga orang-orang dengan titel Master (MT, MBA dll) tidak memiliki kerja, karenanya banyak orang-orang yang lulus dari pendidikan tinggi melamar pekerjaan untuk posisi yang sebenarnya ditujukan bagi sarjana dan diploma, terutama bila krisis ekonomi dan moneter melanda seperti 2008 silam di amerika dan eropa seperti yunani.

Tapi apakah orang-orang dengan gelar master itu atau istilanya over-educated bisa mendapatkan pekerjaan yang di lamarnya, mungkin beberapa ahli perekrutan bisa memberikan jawabannya :



Spoilerfor Penjelasannya:



Pencari kerja jarang mempertimbangkan komitmen yang dibuat perusahaan ketika merekrut seseorang. Pelatihan, tunjangan kesehatan, gaji, ruang kantor, teknologi, peralatan - ini adalah investasi perusahaan dalam merekrut karyawan baru, bersama dengan harapan bahwa kinerja karyawan baru mereka akan menjadi laba atas investasi mereka.

Manajer perekrutan sering melihat bendera merah (tanda bahaya) ketika pencari kerja over-educated melamar kerja untuk suatu posisi. Sementara pencari kerja melihat ini sebagai keuntungan (karena dia merasa lebih berkualitas dibandingkan pelamar kebanyakan) manajer perekrutan melihat dia sebagai kutu loncat atau seseorang yang tidak akan tinggal di perusahaan lama sebelum menemukan kesempatan yang lebih baik.

Jika Anda over-qualified, bagaimana Anda bisa memerangi stereotip ini dan mendapatkan pekerjaan?


Mengapa ini adalah masalah ??
Sejumlah kekurangan tertentu datang bersama dengan pencari kerja over-educated, dengan pertimbangan pendidikan mereka yang lebih tinggi dari pencari kerja lainnya . "Masalahnya mungkin bukan over-educated" kata Marcia LaReau, president of career-services company Forward Motion LLC. "Pertanyaan yang umumnya muncul adalah, 'Apakah orang ini mencari sesuatu yang lebih baik, dan akan pergi jika kesempatan itu datang ?"

Helen Cortez, manajer sumber daya manusia untuk Next Day Flyers, setuju. "Seringkali ketika saya membaca resume, saya menemukan kandidat yang pada pandangan pertama tampaknya over-qualified dan over-educated untuk sebuah lowongan. Sebagai sebuah perusahaan, kami mungkin sedikit ragu-ragu untuk membawa orang-orang ini. Perhatiannya adalah "lama kerja". Ada Beban ketika membawa anggota tim baru bekerja, dan ada juga penyesuaian oleh tim untuk bekerjasama. Itu tidak berarti kita tidak membawa calon overqualified, karena kami merasa sangat beruntung memiliki orang-orang seperti itu di tim kami. "

Mengapa itu tidak mungkin menjadi masalah
Pengusaha juga merasakan kesulitan ekonomi sama seperti pencari kerja. Mereka tahu bahwa orang over-qualified banyak yang bersedia untuk mengambil pekerjaan biasa hanya untuk mendapatkan gaji standar, namun pengusaha masih perlu untuk membuat keputusan bisnis yang cerdas. Buatlah pilihan yang mudah dengan memasarkan kualifikasi Anda sebagai nilai tambah.

"Perusahaan ingin karyawan terbaik tetapi juga menginginkan jaminan bahwa pekerja akan tetap tinggal" kata Amber Dixon, direktur pemasaran Intermountain Financial Group LLC. "Mereka sadar bahwa individu tidak mungkin tinggal dengan perusahaan setelah ekonomi membaik, tetapi mereka bisa mendapatkan keuntungan dari pengetahuan karyawan berpendidikan sampai itu terjadi. Dan, mereka berharap bahwa individu dan perusahaan akan menciptakan hubungan kerja yang kuat yang akan membujuk karyawan untuk tinggal, tapi mungkin dalam kapasitas / posisi yang lebih tinggi. "

Jika Anda seorang pencari kerja overeducated, membuat niat Anda dan tujuan karir Anda jelas dalam surat lamaran Anda dan selama wawancara. "Kami telah menemukan bahwa mendiskusikan mengenai topik ini (over-educated) dengan calon pekerja bisa sangat mencerahkan" kata Cortez. "Calon mungkin sampai pada tahap dalam kehidupan mereka, di mana mereka tidak ingin melakukan perjalanan atau di mana mereka ingin menjadi bagian dari organisasi yang lebih kecil yang dalam siklus pertumbuhan daripada perusahaan Fortune 500. Situasi yang tepat dapat membawa hasil menjadi win - win solution.

Juga, menekankan manfaat dari pendidikan dan pelatihan. "Saya tahu bahwa kita lebih peduli Terdidik daripada Overeducated," kata Dixon. "Dalam lingkungan jaringan saya, banyak perusahaan telah menyebutkan bahwa mereka lebih suka mempekerjakan seseorang dengan tingkat lebih tinggi daripada seseorang tanpa satupun gelar dalam kondisi ekonomi seperti ini."

Idealnya, Anda akan mencari pekerjaan di mana ada ruang untuk tumbuh. "Yang lebih produktif adalah untuk melamar pekerjaan di mana calon mendapat posisi untuk tumbuh menjadi lebih tinggi" kata LaReau. "HR profesional tahu bahwa pekerjaan terbaik adalah orang-orang dengan keseimbangan yang tepat antara pengalaman dan pertumbuhan." Apakah Anda Over-educated atau under-educated, atau di suatu tempat di antaranya, jelaskan mengapa Anda sangat sesuai untuk pekerjaan yang akan anda lamar.

sumber

Tidak menolak Blue Guy Cendol (L)





Setelah menyimak beberapa jabaran para expert kita bisa sedikit menarik benang merah bahwa sebenarnya perusahaan senang - senang saja untuk menerima orang - orang yang berpendidikan sangat tinggi / overeducated karena bisa memberikan ide segar bagi perusahaan, tetapi yang menjadi perhatian utama / warning adalah apakah orang - orang yang berpendidikan sangat tinggi ini bisa "stay longer" dan bukan sekedar menjadikan perusahaan sekarang ini sebagai batu loncatan saja seperti yang di bold diatas.

Karenanya meraih pendidikan setinggi - tingginya bukanlah kesia - sian banyak manfaat yang bisa di ambil, tetapi perlu diingat bahwa ilmu dan skill saja tanpa altitude yang baik dan komitment serta profesionalitas kita saat interview bahkan saat bekerja menjadi tolak ukur orang menilai diri kita.


Quote:Original Posted By city_en_ciel â–º
nice trit gan lanjutan HT trit ya gan.. btw ane hanya mo sekedar nambahin aja gan berhubung ane sebagai HRD Rec & Training di food industry manufaktur sedikit menambahkan saja bahwa apa yg sudah dijelaskan di post 1 itu bener bgt,, dan satu lagi gan biasanya "kita/HRD" sangat berharap menemukan suatu correlation/connection dalam cv pelamar maupun pd saat interview.. contohnya gini gan, ane klo check email dari pelamar itu biasanya mpe ratusan ane pelototin and u know what "ane hanya baca sekitar 20-30 detik tuk membaca cv pelamar, make me impressed krn ane hanya harus membuka cv yg lainnya "ngantri",, klo ane lihat tuh cv rapi, sopan dan memenuhi requirements dr job desk yg kita minta pasti ane panggil gan.. dan setelah ane panggil biasanya ane perhatikan bagaimana cara ia menerima telepon, apakah sopan dan komunikasi baik,, dan saat interview yg ane lihat 10 menit pertama gaya dia berbicara seperti apa krn dari situ ane sudah dpt gambaran sifat psikologis dia seperti apa,, ingat gan buat kita SKILL itu no.2 yg ptg adalah ATTITUDE,, jika attitudenya bagus baru ane lihat skillnya.. klo ok lanjut psikotest klo gak yah tunggu panggilan selanjutnya.. ane hanya sekedar share gan sori jika ada kata2 yg kurang enak. wassalam, klo berkenan page one ganMalu (S)



BACA JUGA NIH GAN .... ALASAN KENAPA AGAN GAGAL NGELAMAR KERJA !!!

Setelah mengetahui bahwa sebenarnya pendidikan tinggi bukanlah tongkat sakti yang bisa memuluskan kita "pasti" dapet kerja enak dengan gaji besar, thread ane yang satu lagi akan menjelaskan kenapa banyak dari kita yang gagal mendapatkan pekerjaan.



Spoilerfor Kenapa daku masih nganggur ??:



Agan ceritanya baru lulus nih dan berencana mencari kerja, ya hitung - hitung buat modal nikah dan buka usaha, karena kalau minjam modal buat usaha agak susah dan beresiko, jadilah agan satu dari sekian ratus ribu para pencari kerja di indonesia yang jumlahnya bertambah tiap tahun.

Pertama tentu agan menyiapkan Daftar riwayat hidup / Curriculum Vitae (CV) / Resume dan tentu juga menyiapkan surat lamaran, setelah jadi maka karena kita hidup di jaman internet, tentu kita bukalah lowongan kerja di internet untuk dikirim via email, setelah seharian di warnet mengirim email, agan pulang kerumah berharap-harap cemas menunggu panggilan kerja.

Namun seminggu, sebulan dan sampai lebaran tak ada panggilan yang datang, what the hell happened ??

Jangankan panggilan untuk kerja, untuk sekadar wawancara kerja saja tidak ada panggilan, oh nasib !!

Apakah ada yang salah ??

baca kelanjutannya disini ......





Namun di balik itu semuaternyata KKN itu sangat penting bagi pencari kerja.... ikuti tulisan ane disini gan

Quote:Original Posted By fyfirman â–º
org yg berpendidikan tinggi blm pasti punya pekerjaan... kyk TS,threadnya jadi HT tapi ga punya cendol Big Grin


Big GrinBig Grin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar